Friday, October 24, 2014

Bakteri

Sejarah penemuan bakteri
Pada abad ke-17 ditemukan salah satu musuh terbesar tubuh manusia: bakteri. Penemuan ini pada akhirnya membuat orang sadar bahwa paparan terhadap mikroorganisme tertentu dapat menyebabkan penyakit. Penemuan ini juga mendasari teori baru tentang antiseptik yang secara dramatis berhasil menekan angka kematian akibat pembedahan.
Antoni van Leeuwenhoek, seorang penjaga gedung paruh waktu dan penjual kain yang bekerja di Delft, Belanda, menemukan bakteri dan mikroorganisme lain dengan menggunakan mikroskop yang ia kembangkan sendiri. Lewat pengaruh temannya, seorang dokter berkebangsaan Belanda, dia diminta untuk menulis surat ke Royal Society di London, sebuah perkumpulan yang didedikasikan untuk kemajuan ilmu pengetahuan. Surat ini diterjemahkan dari bahasa Belanda ke bahasa Inggris dan dipublikasikan dalam jurnal Philosophical Transactions.
Surat Leeuwenhoek yang paling terkenal dipublikasikan pada tanggal 16 Maret 1677. Dalam surat tersebut dia menggambarkan penglihatannya pada setetes air hujan lewat mikroskop. Air itu diambil dari wadah di mana air tersebut telah tergenang selama beberapa hari. Yang mengagetkan, dia melihat suatu hewan yang sangat kecil, yang sekarang dikenal sebagai protozoa, sedang berenang di dalam air. Dia juga mengamati hewan lain yang tidak bergerak sama sekali, yang sekarang disebut bakteri. Tidak ada seorang pun di Royal Society yang tahu tentang binatang-binatang kecil tersebut, yang oleh Leeuwenhoek disebut animalcules. Atas permintaan anggota Royal Society, beberapa penduduk Delft yang paling disegani diminta untuk memverifikasi penemuan Leeuwenhoek. Mereka membenarkannya, dan pada 1680, Leeuwenhoek dipilih sebagai anggota Royal Society.
Penemuan-penemuan selanjutnya membuktikan betapa pentingnya hasil kerja Leeuwenhoek, terutama sebuah temuan hebat dari ilmuwan Jerman, Robert Koch pada 1876. Koch menemukan bahwa bakteri anthrax bacillus dapat menyebabkan penyakit yang serius pada manusia. Sebelum penemuan Koch, banyak ilmuwan meragukan bahwa makhluk-makhluk mikroskopik dapat membahayakan hewan yang jauh lebih besar dan juga manusia. Pada 1882, Koch menunjukkan bahwa jenis lain bakteri, tubercle bacillus, menyebabkan tuberculosis, penemuan yang membuatnya memenangkan hadiah Nobel pada tahun 1905.
Tidak seperti Koch yang merupakan seorang dokter ketika dia menemukan temuannya, Louis Pasteur, seorang ahli kimia dan biologi berkebangsaan Prancis, sangat membenci dokter. Oleh karena itu, dia tidak mempekerjakan seorang dokter pun di laboratoriumnya. Meskipun begitu, dia sangat tertarik terhadap berbagai macam penyakit. Pasteur menemukan bahwa pembusukan disebabkan oleh mikroorganisme yang mengambang di air. Pasteur mempelajari bahwa dia dapat mencegah proses pembusukan dengan cara memanaskan substansi organik pada suhu sedang, suatu proses yang dikenal sebagai pasteurization.
Pada tahun 1865, Joseph Lister, seorang ahli bedah berkebangsaan Inggris, membaca penelitian Pasteur mengenai pembusukan. Lister pun teringat bahwa jika patah tulang ringan hampir selalu dapat disembuhkan, tidak demikian halnya dengan compound fractures (patah tulang yang menembus kulit) yang hampir selalu akan membusuk. Lister yakin bahwa proses infeksi yang berbahaya ini disebabkan oleh mikroorganisme jahat yang telah Pasteur gambarkan. Untuk menguji teori tersebut, Lister menutup luka pasiennya yang mengalami compound fractures, yang sebelumnya terpapar ke udara, dengan kain katun yang telah direndam ke dalam asam karbolat/fenol. Dia percaya bahwa asam karbolat dapat membunuh mikrorganisme yang ditularkan lewat udara.
Lister mengobati compound fractures dan luka pembedahan yang terbuka dengan asam karbolat selama 9 bulan dan dia mengamati bahwa tidak ada infeksi pada pasien bedahnya. Hasil penelitiannya yang dipublikasikan pada 1867, mendorong lahirnya antiseptik untuk pembedahan. Meskipun teknik antiseptik dari Lister ini pada awalnya ditentang oleh dokter-dokter lain, tetapi teknik tersebut segera meluas dan diterima banyak pihak, yang pada akhirnya berhasil secara drastis menurunkan angka kematian karena infeksi di ruang bedah.



Pengertian Bakteri
Bakteri adalah suatu organisme yang jumlahnya paling banyak dan tersebar luas dibandingkan dengan organisme lainnya di bumi. Bakteri umumnya merupakan organisme uniseluler (bersel tunggal), prokariota/prokariot, tidak mengandung klorofil, serta berukuran mikroskopik (sangat kecil).
Bakteri berasal dari kata bahasa latin yaitu bacterium. Bakteri memiliki jumlah spesies mencapai ratusan ribu atau bahkan lebih. Mereka ada di mana-mana mulai dari di tanah, di air, di organisme lain, dan lain-lain juga berada di lingkungan yang ramah maupun yang ekstrim. Dalam tumbuh kembang bakteri baik melalui peningkatan jumlah maupun penambahan jumlah sel sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni seperti ph, suhu temperatur, kandungan garam, sumber nutrisi, zat kimia dan zat sisa metabolisme.
Ciri-Ciri Bakteri :
-          Umumnya tidak berklorofil
-          Hidupnya bebas atau sebagai parasit / patogen
-          Bentuknya beraneka ragam
-          Memiliki ukuran yang kecil rata-rata 1 s/d 5 mikron
-          Tidak mempunyai membran inti sel / prokariot
-          Kebanyakan Uniseluler (memiliki satu sel)
-          Bakteri di lingkungan ekstrim dinding sel tidak mengandung peptidoglikan, sedangkan yang kosmopolit mengandung peptidoglikan
Manfaat/Kegunaan Bakteri Yang Menguntungkan Bagi Kehidupan :
1.      Membantu menyuburkan tanah dengan menghasilkan nitrat
2.      Pengurai sisa makhluk hidup dengan pembusukan
3.      Fermentasi dalam pembuatan makanan dan minuman
4.      Penghasil obat-obatan seperti antibiotik
5.      Mengurai sampah untuk menghasilkan energi
6.      Membantu dalam pembuatan zat-zat kimia, dll
Dampak Buruk Bakteri Yang Merugikan Bagi Kehidupan Manusia:
1.      Menyebabkan penyakit bagi makhluk hidup termasuk manusia (bakteri parasit/patogen)
2.      Membusukkan makanan yang kita miliki
3.      Merusak tanaman dengan serangan penyakit yang merugikan (bakteri parasit/patogen)
4.      Menimbulkan bau yang tidak sedap hasik aktivitas pembusukan
5.      Membuat tubuh manusia kotor dipenuhi bakteri yang mengakibatkan bau badan
Macam-macam Bakteri
A.  Bakteri menguntungkan
Jika didasarkan pada sifat yang menguntungkan, maka bakteri sekurang-kurangnya dibagi atas beberapa kelompok antara lain: 
1.        Bakteri Pengurai. Kelompok bakteri ini bekerja dengan cara mengurai jasad makhluk hidup serta sisa-sisa kotoran organisme tersebut. Bakteri ini dikenal dengan nama saprofit. Ia mampu mengurai karbohidrat, protein serta senyawa organik lain menjadi gas amoniak, CO2 dan senyawa jenis lainnya yang strukturnya lebih sederhana. Kenapa bakteri ini menguntungkan? Sebab sifat “mengurainya” secara tidak langsung berperan dalam membersihkan bumi.
2.        Bakteri Nitrifikasi. Kelompok bakteri yang satu ini bisa menyusun senyawa nitrat yang berasal dari amoniak dengan sistem aerob dan berlangsung di bawah tanah. Nitrifikasi ini sendiri berlangsung dalam 2 tahap yang dikenal dengan istilah nitritasi dan juga nitratasi. Mengapa bakteri ini menguntungkan? Sebab dalam bidang pertanian, aktifitas bakteri ini bisa membantu kesuburan tanaman.
3.        Bakteri nitrogen. Kelompok bakteri ini memiliki aktifitas yang mengikat nitrogen di udara bebas dan kemudian mengubahnya menjadi senyawa sederhana yang bisa diserap tumbuha. Bakteri yang masuk ke dalam kelompok ini tentu sangat menguntungkan sebab bisa mempengaruhi kualitas tanaman pertanian dan mampu mendongkrak nilai ekonominya.
4.        Bakteri Usus. Kelompok bakteri ini terdiri atas bakter-bakteri yang hidup di wilayah kolon atau usus besar manusia. Ia menguntungkan sebab membantu menyehatkan sistem pencernaan dan penyerapan makanan. Bakteri usus ini mencakup juga bakteri fermentasi yang bisa dijumpai pada sejumlah komponen makanan seperti yoghurt, mentega, terasi, kefir, asinan buah, sosis dan masih banyak lagi lainnya.
5.        Bakteri Yang Menghasilkan Anti-biotik. Jenis bakteri ini jelas menguntungkan manusia sebab ia bisa menghambat daya kerja organisme lainnya yang umumnya memiliki pengaruh buruk pada makhluk hidup termasuk manusia.
B.  Bakteri Merugikan 
Macam-macam bakteri merugikan ini antara lain:  Bakteri yang merusak makanan. Jenis bakteri yang masuk ke dalam kelompok ini antara lain bakteri yang biasa dijumpai pada makanan kalengan dan makanan lain yang berubah rasa dan warna juga bentuk.
1.        Bakteri Denitrifikasi. Jenis bakteri yang masuk ke dalam kelompok ini bekerja dengan cara kebalikan dari bakteri nitrogen. Ia mereduksi nitrat sehingga akan terbentuk nitrit yang kemudian berubah menjadi amoniak. Senyawa ini sendiri tidak bisa diurai oleh tumbuhan. Hal ini jelas merugikan.
2.        Bakteri Patogen. Jenis bakter yang masuk ke dalam kelompok ini adalah jenis yang menjadi biang penyebab penyakit pada makhluk hidup baik itu manusia, hewan maupun tumbuhan.
C.  Berdasarkan Bentuk 
Jika dipandang dari bentuknya maka macam-macam bakteri dibagi sebagai berikut: 
1.        Bakteri kokus: yakni jenis bakteri yang bentuknya bulat menyerupai bola. Bakteri dalam kelompok ini biasanya dibagi lagi ke dalam beberapa jenis yakni bakteri monokokus (tunggal), bakteri diplokokus (dua bola berdempetan), tetrakokus (tiga bola berdempetan), dan seterusnya.
2.        Bakteri basil: yakni jenis bakteri yang bentuknya menyerupai batang. Sama seperi bakteri kokus, jenis yang ini juga dibagi ke dalam beberapa varian yakni monobasil, diplobasil dan juga streptobasil.
3.        Bakteri spirilia: yakni jenis bakteri dengan bentuk menyerupai spiral. Dibagi ke dalam beberapa jenis yakni spiral bergelombang, spiroseta atau berbentuk layaknya sekrup dan juga bakteri vibro dengan bentuk layaknya tanda baca koma.



Struktur Tubuh Bakteri








1. Flagela atau bulu cambuk
Bagian ini biasa disebut bulu cambuk, karena gerakan yang ditimbulkan seperti gerakan cambuk. Flagela tersusun atas protein kontraktil sehingga dapat berkontraksi yang berdampak gerakan ke kiri dan ke kanan. Akibat gerakan flagela ke kiri dan ke kanan yang seperti cambuk, bakteri dapat berpindah tempat sekitar 50mm/detik atau sekitar sekitar seratus kali panjang tubuhnya per detik. Berdasarkan hal tersebut, fungsi flagela adalah sebagai alat gerak bakteri.
2. Pilus atau Fimbria
Pilus atau fimbria merupakan benang-benang halus yang keluar dari dinding sel yang tersusun atas protein kontraktil dan berfungsi sebagai alat perlekatan dengan bakteri atau organisme lain (sel inangnya). Pada saat terjadi konjugasi pilus atau fimbria berfungsi sebagai saluran penghubung dalam transfer DNA.
3. Kapsula
Kapsula adalah lapisan mukus (lendir) yang melapisi sel dan terbentuk dari hasil metabolisme sel yang disekresikan. Kapsula berfungsi untuk menempel pada substrat dan memberikan perlindungan tambahan yang meliputi peningkatan daya resistensi terhadap sistem pertahanan inang. Kapsula bergelatin juga mempunyai fungsi sebagai pengikat antara sel-sel pada bakteri untuk membentuk koloni.
4. Dinding Selein
Dinding Selein yang disebut peptidoglikan atau murein. Dinding sel bersifat tebal dan kaku sehingga berfungsi sebagai untuk mempertahankan bentuk sel, memberikan perlindungan fisik/mekanis, dan menjaga agar sel tidak pecah dalam media hipertonis (lebih kental). Berdasarkan jumlah peptidoglikan dan kompleksitas penyusun dinding sel dibedakan menjadi dua , yaitu bakteri gram postif dab bakteri gram negatif. Bakteri gram positif adalah bakteri yang dindingnya banyak mengandung peptidoglikan sehingga strukturnya lebih sederhana. Sedangkan bakteri gram negatif dindingnya hanya sedikit mengandung peptidoglikan sehingga strukturnya menjadi lebih kompleks karena bagian luarnya tersusun atas lipoposakarida.
5. Membran Plasma
Membran plasma merupakan selaput tipis yang tersusun atas molekul lipoprotein yaitu gabungan antara molekul lipid (lemak) dan protein. Membran plasma terdapat dibagain dalam dari dinding sel bakteri. Membran plasma bersifat tipis, elastis dan selektif permiabel. Fungsi membran untuk melindungi organ sel dari lingkungan, emngontrol pertukaran zat antara sel dan lingkungannya.
6. Mesosom
Mesosom secara komparatif pada sel eukariotik disebut retikulum endoplasma. Mesosom merupakan struktur membran yang membentuk lipatan yang terdapat di dalam sitoplasma. Mesosom merupakan hasil perluasan membran plasma ke arah sitoplasma sehingga dapat menjadi penghubung antara sitoplasma dengan dinding sel. Fungsinya adalah sebagai tempat perpisahan DNA dan pembentukan dinding sel baru serta transportasi intraseluler.
7. Sitoplasma
Sitoplasma merupakan cairan yang terdapat dalam sel. Sitoplasma merupakan bagian terbesar atas sel yang tersusun atas air, senyawa organik, dan anorganik. Sitoplasma berfungsi sebagai media tempat organel-organel dan juga untuk melindungi organel dari benturan-benturan
8. Ribosom
Ribosom adalah organel sel bakteri yang melayang di sitoplasma. Ribosom tersusun atas molekul protein dan RNA. Ribosom berfungsi sebagai tempat sintesis protein. Protein yang disintesis oleh Ribosom berupa protein struktural berupa membran sel dan protein fungsional yang berupa enzim yang dibutuhkan dalam metabolisme.
9. Region Nukleoid
Bakteri tidak mempunyai inti sel sejati (nukelus), tetapi mempunyai bagian yang menyerupai inti, yaitu region nukleoid. Region Nukleoid tampak berwarna kurang dapat dibandingkan dengan sitoplasma. Dalam region nukleoid terdapat molekul DNA beruntai ganda yang melingkar seperti cincin (sirkuler). Jumlah DNA bakteri rata-rata sekitar seperseribu dari DNA sel prokariotik. DNA untai ganda ini membentuk bangunan mirip kromosom pada sel eukariotik sehingga disebut gonophore. DNA bakteri berfungsi untuk mengendalikan aktivitas sel dan untuk aktivitas reproduksi sel bakteri.
10. DNA sirkuler = plasmit (materi genetik)
Bakteri tidak mempunyai inti sel sejati (nukelus), tetapi mempunyai bagian yang menyerupai inti, yaitu nukleoid. Di dalam nukleoid terdapat molekul DNA tunggal yang melingkar (sirkuler). DNA sirkuler pada bakteri ini dapat dimanfaatkan DNA dari organisme lain dalam teknologi rekayasa genetika maka karena perannya ini DNA sirkuler bakteri sering disebut Plasmid.
11. Lembar Fotosintetik
Khusus pada bakteri yang berfotosintesis, terdapat pelipatan membran ke arah sitoplasma yang disebut sebagai lembar fotosintesik. Lembar ini, berfungsi untuk fotosintetik. Contohnya pada bakteri ungu. Bakteri lain yang tidak berfotosintesis tidak memiliki lipatan tersebut.
12. Endospora

Bakteri ada yang dapat membentuk endospora. Pembentukan endospora merupakan cara banteri mengatasi kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan. Endospora tahan terhadap panas sehingga tidak mati oleh proses masak biasa. Spora mati diatas suhu 120 derajat celcius. Jika kondisi telah membaik, endospora dapat tumbuh menjadi bakteri seperti sediakala.

Saturday, September 20, 2014

Manusia Dalam Perubahan dan Berkelanjutan


Perubahan dapat dikatakan sebagai gejala yang biasa terjadi dalam setiap masyarakat manusia. Cepat atau lambat, manusia atau masyarakat akan mengalami perubahan. Perubahan dalam masyarakat akan terus berlangsung seiring dengan perjalanan waktu.
1. Perubahan dalam sejarah
Perubahan ini dapat diartikan sebagai segala aspek kehidupan yang terus bergerak seiring dengan perjalanan kehidupan masyarakat. Heraclitus mengatakan “Panta rei”, artinya tidak ada yang tidak berubah, semuanya mengalir, masyarakat sewaktu-waktu bergerak dan berubah. Wertheim, menuliskan, History is a continuity and change (Sejarah adalah peristiwa yang berkesinambungan dan perubahan).
Perkembangan kehidupan dalam masyarakat ada yang berlangsung lambat dan ada yang cepat. Arah perubahan dibedakan atas keadaan yang lebih baik (progres) dan keadaan yang lebih buruk (regres).
2. Berkelanjutan dalam sejarah
Dalam mempelajari sejarah, rangkaian peristiwa yang ada merupakan peristiwa yang berkelanjutan. Kehidupan manusia saat ini merupakan mata rantai dari kehidupan masa lampau, sekarang dan masa mendatang. Setiap peristiwa tidak berdiri sendiri dan tidak terpisahkan dari peristiwa lain. 
Roeslan Abdul Gani menyatakan ilmu sejarah dapat diibaratkan sebagai penglihatan terhadap tiga dimensi, yaitu penglihatan ke masa silam, masa sekarang, dan masa depan. Hal ini sejalan dengan Arnold J. Toynbee yang mengatakan bahwa mempelajari sejarah adalah mempelajari masa lampau, untuk membangun masa depan (to study history is to study the past to build the future).
Selain membahas manusia atau masyarakat, sejarah juga melihat hal lain yaitu waktu. Waktu menjadi konsep penting dalam ilmu sejarah. Sehubungan dengan konsep waktu, dalam ilmu sejarah menurut Kuntowijoyo meliputi perkembangan, keberlanjutan/kesinambungan, pengulangan dan perubahan.
Disebut mengalami perkembangan apabila dalam kehidupan masyarakat terjadi gerak secara berturut-turut dari bentuk yang satu ke bentuk yang lain. Perkembangan terjadi biasanya dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang kompleks. Misalnya adalah perkembangan demokrasi di Amerika yang mengikuti perkembangan kota. Pada awalnya masyarakat di Amerika tinggal di kota-kota kecil. Di kota-kota kecil itulah tumbuh dewan-dewan kota, tempat orang berkumpul. Dari kota-kota kecil mengalami proses menjadi kota-kota besar hingga menjadi kota metropolitan. Di sini, demokrasi berkembang mengikuti perkembangan kota. Kesinambungan terjadi bila suatu masyarakat baru hanya melakukan adopsi lembaga-lembaga lama. Misalnya pada masa kolonial, kebijakan pemerintah kolonial mengadopsi kebiasaan lama, antara lain dalam menarik upeti raja taklukan, Belanda meniru raja-raja pribumi. Sementara itu disebut pengulangan apabila peristiwa yang pernah terjadi di masa lampau terjadi lagi pada masa berikutnya, misalnya menjelang presiden Soekarno jatuh dari kekuasaannya pada tahun 1960-an banyak terjadi aksi dan demonstrasi, khususnya yang dilakukan oleh para mahasiswa. Demikian halnya menjelang presiden Soeharto jatuh pada 1998, juga banyak terjadi aksi dan demonstrasi. Sedangkan dikatakan perubahan apabila dalam masyarakat terjadi perkembangan secara besar-besaran dalam waktu yang relatif singkat. Perubahan terjadi karena adanya pengaruh dari luar.  Misalnya gerakan nasionalisme di Indonesia sering dianggap sebagai kepanjangan dari gerakan romantik di Eropa.
Berhubungan dengan konsep waktu ini lah dikisahkan kehidupan manusia pada masa lalu. Masa lalu merupakan sebuah masa yang sudah terlewati. Namun, masa lalu bukanlah suatu masa yang terhenti dan tertutup. Masa lalu bersifat terbuka dan berkesinambungan sehingga dalam sejarah, masa lalu manusia bukan demi masa lalu itu sendiri. Segala hal yang terjadi di masa lalu dapat dijadikan acuan untuk bertindak di masa kini dan untuk meraih kehidupan yang lebih baik di masa datang.
1.    Faktor Intern
Ada beberapa faktor yang bersumber dalam masyarakat itu sendiri yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial, yaitu perubahan penduduk, penemuan-penemuan baru, konflik dalam masyarakat, dan pemberontakan.
a.    Perubahan Penduduk
Perubahan penduduk berarti bertambah atau berkurangnya penduduk dalam suatu masyarakat. Hal itu bisa disebabkan oleh adanya kelahiran dan kematian, namun juga bisa karena adanya perpindahan penduduk, baik transmigrasi maupun urbanisasi. Transmigrasi dan urbanisasi dapat mengakibatkan bertambahnya jumlah penduduk daerah yang dituju, serta berkurangnya jumlah penduduk daerah yang ditinggalkan. Akibatnya terjadi perubahan dalam struktur masyarakat, seperti munculnya berbagai profesi dan kelas sosial.
b.    Penemuan-Penemuan Baru
Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan manusia akan barang dan jasa semakin bertambah kompleks. Oleh karena itu berbagai penemuan baru diciptakan oleh manusia untuk membantu atau memudahkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya. Penemuan baru yang menyebabkan perubahan pada masyarakat meliputi proses discovery, invention, dan inovasi.
1) Discovery, yaitu suatu penemuan unsur kebudayaan baru oleh individu atau kelompok dalam suatu masyarakat. Unsur baru itu dapat berupa alat-alat baru ataupun ide-ide baru.
2)    Invention, yaitu bentuk pengembangan dari suatu discovery, sehingga penemuan baru itu mendapatkan bentuk yang dapat diterapkan atau difungsikan. Discovery baru menjadi invention apabila masyarakat sudah mengakui, menerima, serta menerapkan penemuan baru ini dalam kehidupan nyata di masyarakat.
3)    Inovasi atau proses pembaruan, yaitu proses panjang yang meliputi suatu penemuan unsur baru serta jalannya unsur baru dari diterima, dipelajari, dan akhirnya dipakai oleh sebagian besar warga masyarakat. Suatu penemuan baru, baik kebudayaan rohaniah (imaterial) maupun jasmaniah (material) mempunyai pengaruh bermacam-macam. Biasanya pengaruh itu mempunyai pola sebagai berikut.
1)    Suatu penemuan baru menyebabkan perubahan dalam bidang tertentu, namun akibatnya memancar ke bidang lainnya. Contohnya penemuan handphone yang menyebabkan perubahan di bidang komunikasi, interaksi sosial, status sosial, dan lain-lain.
2)    Suatu penemuan baru menyebabkan perubahan yang menjalar dari satu lembaga ke lembaga yang lain. Contohnya penemuan internet yang membawa akibat pada perubahan terhadap pengetahuan, pola pikir, dan tindakan masyarakat.
3)    Beberapa jenis penemuan baru dapat mengakibatkan satu jenis perubahan. Contohnya penemuan internet, e-mail, televisi, dan radio menyebabkan perubahan pada bidang informasi dan komunikasi.
4)    Penemuan baru dalam hal kebudayaan rohaniah (ideologi, kepercayaan, sistem hukum, dan sebagainya) berpengaruh terhadap lembaga kemasyarakatan, adat istiadat, maupun pola perilaku sosial. Contohnya pemahaman dan kesadaran akan nasionalisme oleh orangorang Indonesia yang belajar di luar negeri pada awal abad ke-20, mendorong lahirnya gerakan-gerakan yang menginginkan kemerdekaan politik dan lembaga-lembaga sosial baru yang bersifat nasional.
c. `Konflik dalam Masyarakat
Suatu konflik yang kemudian disadari dapat memecahkan ikatan sosial biasanya akan diikuti dengan proses akomodasi yang justru akan menguatkan ikatan sosial tersebut. Apabila demikian, maka biasanya terbentuk keadaan yang berbeda dengan keadaan sebelum terjadi konflik. Contohnya konflik antarteman di sekolah. Konflik dapat merubah kepribadian orang-orang yang terlibat di dalamnya, misalnya jadi murung, pendiam, tidak mau bergaul, dan lain-lain. Namun apabila orang-orang yang terlibat konflik sadar akan hal itu, maka mereka akan berusaha untuk memperbaiki keadaan itu agar lebih baik dari sebelumnya.
d. Pemberontakan (Revolusi) dalam Tubuh Masyarakat
Revolusi di Indonesia pada 17 Agustus 1945 mengubah struktur pemerintahan kolonial menjadi pemerintahan nasional. Hal itu diikuti dengan berbagai perubahan mulai dari lembaga keluarga, sistem sosial, sistem politik, sistem ekonomi, dan sebagainya.
2.    Faktor Ekstern
Dengan melakukan interaksi sosial, banyak pengaruhpengaruh dari luar masyarakat kita yang mendorong terjadinya perubahan sosial. Faktor-faktor ekstern yang menyebabkan perubahan sosial adalah sebagai berikut.
a.    Faktor Alam yang Ada di Sekitar Masyarakat Berubah
Bagi manusia, alam mempunyai makna yang sangat penting bagi kehidupannya. Misalnya alam mempunyai nilai estetika yang mendorong manusia untuk cinta pada alam, alam sebagai sumber penyediaan bahan-bahan makanan dan pakaian, serta alam menjadi sumber kesehatan, keindahan, dan hiburan atau rekreasi.
Mengingat pentingnya alam bagi kehidupan manusia, maka sudah seharusnyalah kita menjalin keserasian hubungan dengan alam yang ada di sekitar kita agar tetap terjaga kelestariannya. Namun apa yang terjadi? Tidak jarang tindakan manusia justru mengakibatkan munculnya kerusakan alam. Misalnya tindakan manusia menebang hutan secara liar. Tindakan tersebut dapat menimbulkan banjir dan tanah longsor pada musim penghujan karena terjadinya pengikisan tanah oleh air hujan (erosi). Akibatnya banyak masyarakat yang kehilangan tempat tinggal, keluarga, dan sarana umum lainnya.
b.    Peperangan
Peperangan yang terjadi antara negara yang satu dengan negara yang lain dapat menyebabkan terjadinya perubahan yang sangat mendasar, baik seluruh wujud budaya (sistem budaya, sistem sosial, dan unsur-unsur budaya fisik) maupun seluruh unsur budaya (sistem pengetahuan, teknologi, ekonomi, bahasa, kesenian, sistem religi, dan kemasyarakatan). Perubahan-perubahan itu umumnya terjadi pada negara yang kalah perang karena biasanya negara yang menang cenderung untuk memaksakan nilai-nilai, budaya, cara-cara, dan lembaga kemasyarakatannya kepada negara tersebut.

c.     Pengaruh Kebudayaan Masyarakat Lain
Terjadinya pengaruh kebudayaan masyarakat lain adalah sebagai berikut.
1)    Apabila terjadi hubungan primer, maka akan terjadi pengaruh timbal balik. Di samping dipengaruhi, suatu masyarakat akan memengaruhi masyarakat lain.
2)    Apabila kontak kebudayaan terjadi melalui sarana komunikasi massa seperti radio, televisi, majalah atau surat kabar. Dalam hal ini pengaruh kebudayaan hanya terjadi sepihak, yaitu pengaruh dari masyarakat yang menguasai sarana komunikasi massa tersebut.
3)    Apabila dua masyarakat yang mengalami kontak kebudayaan mempunyai taraf kebudayaan yang sama, terkadang yang terjadi justru cultural animosity, yaitu keadaan di mana dua masyarakat yang meskipun berkebudayaan berbeda dan saling hidup berdampingan itu saling menolak pengaruh kebudayaan satu terhadap yang lain. Biasanya terjadi antara dua masyarakat yang pada masa lalunya mempunyai konflik fisik ataupun nonfisik.

4)    Apabila dua kebudayaan bertemu salah satunya mempunyai taraf yang lebih tinggi, maka yang terjadi adalah proses imitasi (peniruan) unsur-unsur kebudayaan masyarakat yang telah maju oleh kebudayaan yang masih rendah.

Pengertian Kronologis (Diakronis), Sinkronik, Ruang Dan Waktu

A.   Kronologis (Diakronis)

Sejarah mengajarkan kepada kita cara berpikir kronologis, artinya berpikirlah secara runtut, teratur, dan berkesinambungan. Dengan konsep kronologis, sejarah akan memberikan kepada kita gambaran yang utuh tentang peristiwa atau perjalanan sejarah dari tinjauan aspek tertentu sehingga dengan mudah kita dapat menarik manfaat dan makna dari hubungan antara peristiwa yang terjadi. Adapun dalam kehidupan sehari-hari, konsep berfikir diakronik atau kronologis ini sangat diperlukan jika kita ingin memecahkan masalah. Tanpa berfikir secara runtut dan berkesinambungan dalam mengidentifikasi suatu permasalahan, kita akan dihadapi pada pemecahan masalah atau solusi yang tidak tepat.

Menurut Galtung, diakronis berasal dari bahasa Yunani, dia artinya melintasi atau melewati dan khronos yang berarti perjalanan waktu. Dengan demikian, diakronis dapat diartikan sebagai suatu peristiwa yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa sebelumnya dan tidak berdiri sendiri atau timbul secara tiba-tiba. Sebab sejarah meneliti gejala-gejala yang memanjang dalam waktu, tetapi dalam ruang yang terbatas.

Konsep diakronis melihat bahwa peristiwa dalam sejarah mengalami perkembangan dan bergerak sepanjang masa. Memalui proses inilah, manusia dapat melakukan perbandingan dan melihat perkembangan sejarah kehidupan masyarakatnya dari jaman ke jaman berikutnya.

Suatu peristiwa sejarah tidak bisa lepas dari peristiwa sebelumnya dan akan mempengaruhi peristiwa yang akan datang. Sehingga, berfikir secara diakronis haruslah dapat memberikan penjelasan secara kronologis dan kausalita.

Contoh:
Menjelaskan peristiwa detik-detik proklamasi harus menjelaskan pula peristiwa-peristiwa yang melatarbelakanginya, misalnya peristiwa menyerahnya Jepang kepada sekutu, reaksi pemuda Indonesia terhadap berita kekalahan Jepang. Peristiwa rengasdengklok, penusunan teks proklamasi.

Studi diakronis bersifat vertikal, misalnya menyelidiki perkembangan sejarah Indonesia yang dimulai sejak adanya prasasti di Kutai sampai kini.

Adapun ciri diakronis yaitu:
a.      Mengkaji dengan berlalunya masa
b.      Menitik beratkan pengkajian peristiwa pada sejarahnya
c.       Bersifat historis atau komparatif
d.      Bersifat vertiakl
e.      Terdapat konsep perbandingan
f.        Cakupan kajian lebih luas



B.sinkronik
Pendekatan sinkronik menganalisa sesuatu tertentu pada saat tertentu, titik tetap pada waktunya. Ini tidak berusaha untuk membuat kesimpulan tentang perkembangan peristiwa
Contoh:
Satu mungkin menggunakan pendekatan sinkronik untuk menggambarkan keadaan ekonomi di Indonesia pada suatu waktu tertentu, menganalisis struktur dan fungsi ekonomi hanya pada keadaan tertentu dan pada di saat itu. Penelitian arsip memungkinkan orang untuk meneliti waktu yang panjang.
Istilah memanjang dalam waktu itu meliputi juga gejala sejarah yang ada didalam waktu yang panjang itu.
Ada juga yang menyebutkan ilmu sinkronik, yaitu ilmu yang meneliti gejala-gejala yang meluas dalam ruang tetapi dalam waktu yang terbatas.
Cara berfikir sinkronik dalam mempelajari sejarah: sedangkan ilmu sosial itu sinkronik (menekankan struktur) artinya ilmu sosial meluas dalam ruang. Pendekatan sinkronis menganalisa sesuatu tertentu pada saat tertentu, tidak tetap pada waktunya. Ini tidak berusaha untuk membuat kesimpulan tentang perkembangan peristiwa yang berkontribusi pada kondisi saat ini, tetapi hanya menganalisis suatu kondisi seperti itu.
Contoh:
suatu saat mungkin menggunakan pendekatan sinkronis untuk menggambarkan keadaan ekonomi di Indonesia pada suatu waktu, menganalisis struktur dan fungsi ekonomi hanya pada keadaan tertentu dan pada saat itu. Penelitian arsip memungkinkan orang untuk meneliti waktu yang panjang.
Istilah memanjang dalam waktu itu meliputi juga ejala sejarah yang ada didalam waktu yang panjang itu.
Ada juga yang menyebutkan ilmu sinkronis, yaitu ilmu yang meneliti gejala-gejala yang meluas dalam ruang tetapi dalam waktu yang terbatas.

Sedangkan contoh penulisan sejarah dengan topik-topik dari ilmu sosial yang disusun dengan cara sinkronis lainnya misalnya adalah:
-          Tarekat Naqsyabandiyah
-          Qodiriyah di pesantren-pesantren jawa
-          Kota-kota metropolitan: jakarta, surabaya dan medan
(metode suvey dan interview hanya memungkinkan topik yang kentemporer dengan jangka waktu yang pendek, tetapi bisa jadi ruang yang sangat luas.

Kedua ilmu ini saling berhubungan (ilmu sejarah dan ilmu-ilmu sosial). Kita ingin mencatat bahwa ada persilangan antara sejarah diakronis dan ilmu sosial lain yang sonkronis artinya ada kalanya sejarah menggunakan ilmu sosial, dan sebaliknya, ilmu sosial menggunakan sejarah ilmu diakronis bercampur dengan sinkronis.
Contoh:
- Peranan militer dalam politik, 1945-1999 (yang ditulis seorang ahli ilmu politik)
- Elit Agama dan Politik 1945-2003 (yang ditulis ahli sosiologi)



C. Ruang Dan Waktu
Konsep Ruang
·         Ruang adalah konsep yang paling melekat dengan waktu.
·         Ruang merupakan tempat terjadinya berbagai peristiwa-peristiwa sejarah dalam perjalanan waktu.
·         Penelaahan suatu peristiwa berdasarkan dimensi waktunya tidak dapat terlepaskan dari ruang waktu terjadinya peristiwa tersebut.
·         Jika waktu menitik beratkan pada aspek kapan peristiwa itu terjadi, maka konsep ruang menitikberatkan pada aspek tempat, dimana peristiwa itu terjadi.

Konsep Waktu
·       Masa lampau itu sendiri merupakan sebuah masa yang sudah terlewati. Tetapi, masa lampau bukan merupakan suatu masa yang final, terhenti, dan tertutup.
·       Masa lampau itu bersifat terbuka dan berkesinambungan. Sehingga, dalam sejarah, masa lampau manusia bukan demi masa lampau itu sendiri dan di lupakan begitu saja, sebab sejarah itu berkesinambungan apa yang terjadi dimasa lampau dapat dijadikan gambaran bagi kita untuk bertindak dimasa sekarang dan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik di masa mendatang.
·       Sejarah dapat digunakan sebagai modal bertindak di masa kini dan menjadi acuan untuk perencanaan masa yang akan datang.

keterkaitan konsep ruang dan waktu dalam sejarah
1.    Konsep ruang dan waktu merupakan unsur penting yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu peristiwa dan perubahannya dalam kehidupan manusia sebagai subyak atau pelaku sejarah.

2.    Segala aktivitas manusia pasti berlangsung bersama dengan tempat dan waktu kejadian.