Peristiwa Tanggal 23 Juli
1. Kudeta militer pimpinan Gamal Abdel Nasser memaksa Raja Farouk dari Mesir untuk turun takhta.
Raja Farouk (11 Februari 1920 - 18 Maret 1965) merupakan Raja Mesir yang mewarisi tampuk pemerintahan dari ayahnya Raja Fuad I pada tahun 1936. Setelah dilantik, raja yang berusia 16 tahun itu memberikan pidato di radio, menjadi raja Mesir pertama yang berbicara secara langsung kepada rakyatnya.
Raja Farouk yang masih remaja ini hanyut dengan kehidupan yang mewah. Walaupun mempunyai beribu are tanah, lusinan istana, dan dan ratusan mobil, beliau tidak pernah merasa puas dengan kekayaannya. Raja Farouk sering melancong ke Eropa untuk berbelanja.
Pada masa-masa sulit semasa Perang Dunia II, Raja Farouk sering dikritik karena cara hidupnya yang mewah. Keputusan Raja Farouk untuk tetap menyalakan semua lampu istananya di Alexandria saat seluruh lampu di kota dimatikan ketika terjadi pengeboman yang dilakukan tentara Italia, menyebabkan Raja Farouk dibenci.
Saat makin dewasa, Raja Farouk mulai mencuri barang-barang ketika membuat kunjungan-kunjungan resmi, termasuk pedang istiadat Shah Iran dan jam kantong berharga milik Winston Churchill. Raja Farouk juga merupakan pencopet yang handal dan turut mencuri dari rakyat biasa sehingga dia dijuluki "Pencuri dari Kairo". Ini merupakan salah satu penyebab kudeta militer pada tahun 1952.
Akibat tuduhan penyalahgunaan kuasa dan kekalahan Mesir pada Perang Arab-Israel 1948, Raja Farouk digulingkan dalam kudeta militer pada 23 Juli 1952 pimpinan Gamal Abdul Nasser, yang memaksa Farouk untuk turun takta dan disingkirkan ke Monako, di mana Raja Farouk 1 tinggal untuk sisa hidupnya. Setelah Farouk disingkirkan, anaknya yang masih bayi dinyatakan sebagai Raja Fuad II. Bagaimanapun juga, pemerintah monarki sebenarnya telah dihapus secara de facto. Pada tahun 1953 pemerintahan monarki dihapus secara resmi dan Mesir menjadi sebuah republik. Pemerintahan baru segera melelang koleksi harta peninggalan Raja dan hasil curian yang banyak.
Raja Farouk terus hidup dengan gaya hidup yang mewah dan ketagihan mengumpulkan harta benda. Kesukaannya menyantap makanan lezat menyebabkan Raja Farouk menjadi gemuk hingga mencapai 140 kg. Pada 18 Maret 1965, Raja Farouk rebah di meja makan setelah sebuah makan malam yang besar dan meninggal.
Farouk menikah dua kali sepanjang hidupnya, pertama dengan Safinaz Zulfikar (1921–1988; menikah tahun 1938; bercerai tahun 1948), dan kemudian dengan Nariman Sadeq (1934–2005; menikah tahun 1951; bercerai tahun 1954).
2. Komet Hale-Bopp ditemukan oleh dua pengamat independen, Alan Hale dan Thomas Bopp, pada jarak yang sangat jauh dari Matahari.
Komet Hale-Bopp ditemukan pada tanggal 23 Juli tahun 1955 pada jarak yang cukup jauh dari Matahari. Komet Hale-Bopp atau disebut jug akomet C/1995 O1 adalah salah satu komet yang masih diperdebatkan pada abad ke dua puluh ini. HaleBopp merupakan salah satu komet terterang / tercerah yang dapat terlihat selama beberapa dekade ini. Komet ini dapat terlihat oleh mata telanjang selama 18 bulan. Dua kali lipat komet 1811.
3. Pendirian Partai Kebangkitan Bangsa
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), adalah sebuah partai politik Berideologi Konservstisme di Indonesia. Partai ini didirikan di Jakarta pada tanggal 23 Juli 1998 (29 Rabi'ul Awal 1419 Hijriyah) yang dideklarasikan oleh para kiai-kiai Nahdlatul Ulama, seperti Munasir Ali, Ilyas Ruchiyat, Abdurrahman Wahid, A. Mustofa Bisri, dan A. Muhith Muzadi).
4. Hari Anak Nasional
Hari Anak adalah event yang diselenggarakan pada tanggal yang berbeda-beda di berbagai tempat di seluruh dunia. Hari Anak Internasional diperingati setiap tanggal 1 Juni, dan Hari Anak Universal diperingati setiap tanggal 20 November. Negara lainnya merayakan Hari Anak pada tanggal yang lain, dan perayaan ini bertujuan menghormati hak-hak anak di seluruh dunia.
Di Indonesia, Hari Anak Nasional diperingati setiap 23 Juli sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1984 tanggal 19 Juli 1984.
No comments:
Post a Comment